BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini banyak model
pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kualitas seorang peserta
didik.Dalam hal ini model pembelajaran berbasis proyek sangat tepat untuk
digunakan sebagai pembelajaran yang baik untuk perkembangan peserta didik dalam
meningkatkan kualiatas peserta didik.Pembelajaran
berbasis proyek sendiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses,
relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna
dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan,
disiplin ilmu atau lapangan.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh
tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.
Dari uraian
diatas untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya pemahaman yang memadai
tentang bagaimana sebuah model pembelajaran ini mampu diserap dan dimengerti
oleh para peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
1) Pengertian
pembelajaran berbasis proyek
2) Karakteristik pembelajaran
berbasis proyek
3) Ciri-ciri dan
prinsip pembelajaran berbasis proyek
4) Pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek
1.3. Tujuan Masalah
1) Mengetahui
pengertian pembelajaran berbasis proyek
2) Mengetahui
karakteristik pembelajaran berbasis proyek
3) Mengetahui
ciri-ciri dan prinsip pembelajaran berbasis proyek
4) Mengetahui
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pembelajaran berbasis proyek
Pembelajaran
berbasis proyek atau tugas adalah metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.Pembelajaran berbasis
proyek/tugas (project-based/task learning) membutuhkan suatu pendekatan
pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa
dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk
pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas
bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara
mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for
Eduction, 2001).
Dalam
pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tugas atau proyek yang kompleks,
cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian di berikan bantuan
secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas.Di samping itu, penerapan
strategi pembelajaran berbasis proyek/ tugas ini mendorong tumbuhnya kompetensi
nurturant seperti kreativitas, kemandirian, tanggung jawab, kepercayaan diri,
dan berpikir kritis dan analitis.
Pembelajaran
Berbasis Proyek dapat dipandang sebagai pendekatan penciptaan lingkungan
belajar yang dapat mendorong pelajar mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilan melalui pengalaman langsung.Menurut banyak literatur,
konstruktivisme adalah teori belajar yang bersandar pada ide bahwa pebelajar
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri di dalam konteks pengalaman mereka
sendiri (Murphy, 1997; Brook & Brook, 1993, 1999; Driver &
Leach, 1993; Fraser, 1995).Pembelajaran konstruktivistik berfokus pada
kegiatan aktif pebelajar dalam memperoleh pengalaman langsung (“doing”),
ketimbang pasif “menerima” pengetahuan. Dari perspektif konstruktivis, belajar
bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para
behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri
sendiri (self-regulation) dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi
dan abstraksi (von Glaserfeld, dalam Murphy, 1997). Kegiatan nyata
yang dilakukan dalam proyek memberikan pengalaman belajar yang dapat membantu
refleksi dan mendekatkan hubungan aktivitas dunia nyata dengan pengetahuan
konseptual yang melatarinya yang diharapkan akan dapat berkembang lebih luas
dan lebih mendalam (Barron, Schwartz, Vye, Moore, Petrosino, Zech,
Bransford, & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1998).
Hal ini
menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, yang mendasarkan pada aktivitas
dunia nyata, berpotensi memperluas dan memperdalam pengetahuan konseptual dan
prosedural (Gagne, 1985), yang pada khasanah lain disebut juga knowing
that dan knowing how (Wilson, 1995). Knowing ‘that’ and ‘how’ is not
sufficient without the disposition to ‘do’ (Kerka, 1997). Perluasan
dan pendalaman pemahaman pengetahuan tersebut dapat diamati dengan mengukur
peningkatan kecakapan akademiknya.Peranan guru yang utama adalah mengendalikan
ide-ide dan interpretasi siswa dalam belajar, dan memberikan
alternatif-alternatif melalui aplikasi, bukti-bukti, dan argumen-argumen.
2.2. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek /
tugas
Pembelajaran berbasis proyek
memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih
menarik dan bermakna bagi siswa (Gear, 1998).Sedangkan menurut Buck
Institute For Education (1999)dalam Made (2000, 145) belajar berbasis proyek
memiliki karakteristik yaitu :
1. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja
2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak
ditentukan sebelumnya
3. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
4. Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan
mengelola informasi yang dikumpulkan
5. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
6. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang
meraka kerjakan
7. Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi
kualitasnya
8. Kelas memiliki atmosfir yang memberikan toleransi
kesalahan dan perubahan.
2.3. Ciri – ciri dan Prinsip Pembelajaran Berbasis
Proyek atau Tugas
Ada
lima kriteria apakah suatu pembelajaran berbasis proyek termasuk pembelajaran
berbasis proyek , lima kriteria itu yaitu :
1.
Keterpusatan ( centrality)
Proyek dalam pembelajaran berbasis
proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum ,didalam
pembelajaran proyek adalah strategi pembelajaran, pelajar mengalami dan belajar
konsep – konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Model ini merupakan
pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu
pengetahuan melalui kerja proyek.Oleh karna itu, kerja proyek bukan merupakan
praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari ,
melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.
2.
Berfokus pada pertanyaan atau
masalah
Proyek dalam PBL adalah berfokus
pada pertanyaan atau masalah , yang mendorong pelajar menjalani (dalam kerja
keras ) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin.
3.
Investigasi konstruktif atau desain
Proyek melibatkan pelajaran dalam
investigasi konstruktif dapat berupadesain, pengambilan keputusan, penemuan
masalah, pemecahan masalah, deskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek
ini harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan
4.
Bersifat otonomi pembelajaran
Lebih mengutamakan otonomi,
pilihan waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek
5.
Bersifat realisme
Pembelajaran berebasis proyek
melibatkan tantangan kehidupan nyata , berfokus pada pertanyaan atau masalah
autentik bukan simulative dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan
dilapangan yang sesungguhnya.
2.4. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek atau
tugas
Berdasarkan
kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan dibuat
di dalam lingkungan web terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan,
pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat
dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut ;
1.
Persiapan
Pengajar merancang desain atau
membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut
sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu
pengerjaannya. Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan
suatu proyek dan cukup membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan
berkarya..
2.
Penugasan/menentukan topik.
Sesuai dengan tugas proyek yang
diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan
membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Lalu
pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang
dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan
sub topik suatu proyek.
3.
Merencanakan kegiatan
Pelajar bekerja dalam proyek
individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan
kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan
waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya. Jika bekerja dalam
kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa
tanggungjawab.Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana
proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan
mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
4.
Investigasi dan penyajian.
Investigasi disini termasuk kegiatan
: menanyakan pada ahlinya, memeriksa, dan saling tukar pengalaman dan
pengetahuan serta melakukan survei. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar,
tulisan, diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua
dan pengajar berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai
oleh pelajar.
5.
Finishing.
Pelajar membuat laporan, presentasi,
, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari kegiatannya.Lalu pengajar dan
pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan selanjutnya.
6.
Monitoring/Evaluasi.
Pengajar
menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar
pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembelajaran
berbasis proyek / tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus
dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara
kelompok.Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan
efisiensi pembelajaran dan memberikan kesempatan peserta didik melakukan
sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan.
Selain
itu kompetensi yang dikembangkan selain kompetensi disiplin ilmu
(discipline-based competencies) dan kompetensi interpersonal (interpersonal
competencies ) dan kompetensi intrapersonal ( intrapersonal competencies) dalam
diri siswa. Kompetensi disiplin ilmu berkaitan dengan pemahaman konsep, prinsip
dan teori dari disiplin ilmu. Kompetensi interpersonal mencakup kemampuan
berkomunikasi, berkolaborasi, berperilaku sopan dan baik, menangani konflik,
bekerjasama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain dan
masyarakat. Kompetensi intrapersonal mencakup apresiasi terhadap keragaman,
melakukan refleksi diri, disiplin, beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup
sehat, mengendalikan emosi, tekun, mandiri, dan mempunyai motivasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Wena, Made, Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: Suatu
tujuan konseptual operasional, (Jakarta: Bumi aksara. 2010).
Diah, M. 2001. Model
pembelajaran berbasis proyek. Jurnal ilmu pedidikan, 51-60.
Brooks, J. G., & Brooks, M. G. 1993. In
search of understanding: The case for constructivist classrooms. Virginia:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar