BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Fokus
utama psikologi kognitif adalah mengkaji proses mental perilaku individu dalam
memeroleh informasi dan pengetahuan yang bersumber dari lingkungan. Pendekatan
teori dan model pemrosesan informasi dengan menggunakan metafora komputer
sebagai alat yang berfungsi menerima, mengolah, menyimpan, dan menghasilkan
informasi. Pada manusia dengan otak sebagai perangkat keras paling sentral
dengan unsur fisik lainnya, manusia mampu menerima, mengolah, menyimpan, dan
,menghasilkan pengetahuan yang amat diperlukan untuk membangun perilaku dalam
interaksi dengan lingkungan kehidupan. Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa
otak dapat menyimpan informasi, setara dengan 2,5 juta megabita, cukup untuk
menyimpan data digital tiga juta jam siaran televisi. 80% isi otak adalah air
(dalam majalah Tempo edisi 14-29 januari 2013). Dengan kehebatan otak itulah
manusia seolah-olah merupakan komputer yang super canggih sehingga mampu
menerima dan mengolah informasi dan mampu mengembangkannya menjadi ilmu
pengetahuan yang menjadi sumber bagi kesejahteraan hidup umat manusia.
1.2.Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pemrosesan informasi?
2. Apa yang dimaksud dengan memori jangka pendek dan memori
jangka panjang?
3. Apa
saja implikasi untuk pengajaran?
1.3.Tujuan masalah
1. Menjelaskan
tentang pemrosesan informasi,
2. Menjelaskan tentang memori jangka pendek dan memori
jangka panjang,
3. Menjelaskan
tentang impliksinya bagi pengajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pemrosesan informasi
A.
Model
dasar
Sebagaimana telah di kemukakan dalam pembahasan
terdahulu bahwa psikologi kognitif berkembang sebagai reaksi terhadap psikologi
behaviorisme yang terlalu menekankan aspek eksternal dan kurang memperhatikan
aspek internal khususnya proses mental kognisi
dan perkembangannya. Fokus utama psikologi kognitif adalah mengkaji
proses mental perilaku individu dalam memeroleh informasi dan pengetahuan yang
bersumber dari lingkungan. Pendekatan teori dan model pemrosesan informasi
dengan menggunakan metafora komputer sebagai alat yang berfungsi menerima,
mengolah, menyimpan, dan menghasilkan informasi. Pada manusia dengan otak
sebagai perangkat keras paling sentral dengan unsur fisik lainnya, manusia
mampu menerima, mengolah, menyimpan, dan ,menghasilkan pengetahuan yang amat
diperlukan untuk membangun perilaku dalam interaksi dengan lingkungan
kehidupan. Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa otak dapat menyimpan
informasi, setara dengan 2,5 juta megabita, cukup untuk menyimpan data digital
tiga juta jam siaran televisi. 80% isi otak adalah air (dalam majalah Tempo
edisi 14-29 januari 2013). Dengan kehebatan otak itulah manusia
seolah-olah merupakan komputer yang super canggih sehingga mampu menerima dan
mengolah informasi dan mampu mengembangkannya menjadi ilmu pengetahuan yang
menjadi sumber bagi kesejahteraan hidup umat manusia.
Para pengembang psikologi kognitif menggunakan model
dasar teori pemrosesan informasi dengan komputer sebagai metafora. Model dasar
teori pemrosesan informasi sebagaimana dikemukakan oleh Roger H. Brunning,
Gregory J.Schraw, Monica M. Norby; (2011) dalam bukunya “Cognitive Psichology and
Instruction”, digambarkan sebagai berikut.

Bagian tersebut memberikan gambaran mekanisme
pemrosesan informasi yang berlangsung dalam aktivitas mental pada pusat
kesadaran atau otak. Prosesnya berlangsung dengan tahapan berikut:
1. Lingkungan
dengan berbagai sifat-sifatnya memberikan stimulus (rangsangan) dalam berbagai
variasi seperti: ukuran, bentuk, warna, suara, rasa, bau, suhu, tekanan, dsb.
dengan variasi derajat dan intensitas tertentu.
2. Rangsangan
sesuai dengan bentuk dan sifatnya diterima oleh sensori atau alat indra sesuai
dengan stimulus atau rangsangannya, misalnya kalau bentuk dan warna diterima
oleh mata, suara atau bunyi diterima oleh telinga, bau diterima oleh hidung,
rasa diterima oleh lidah, dsb.
3. Hasil
penginderaan itu kemudian
disimpan sementara dalam bentuk sensory
memory atau memory alat indra.
4. Hasil
penerimaan alat indera dalam memori sensori kemudian diberikan tafsiran atau
makna yang disebut persepsi atau tanggapan sesuai dengan persepsi atau
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
5. Persepsi
kemudian disimpan dalam short term memory
atau memori jangka pendek, yaitu penyimpanan sementara yang diperkuat dengan
aktivitas rehearsal atau latihan atau pengulangan sehingga memperkuat memori.
6. Melalui
proses encoding atau penyandian,
persepsi kemudian dikirim dan disimpan di memori jangka panjang dan bersifat
permanen dalam bentuk pengetahuan untuk digunakan dlam jangka panjang.
7. Tahapan
selanjutnya adalah retrieval atau
pengungkapan kembali persepsi yang tersimpan pada memori jangka panjang pada
saat diperlukan sesuai dengan tuntutan atau tugas tertentu. Tahapan ini juga
disebut sebagai proses mengingat.
Dalam perkembangan terkini pemrosesn
informasi telah mengalami tambahan perubahan dengan tetap pada pola dasar
model. Tambahan tersebut adalah pertama sebutan “short-term memory” atau memori jangka pendek diganti dengan
“working memory” atau memory kerja. Kedua adalah adanya saluran penghubung
antara memori jangka pendek dan memori jangka mpanjang. Ketiga adalah
metakognisi yaitu pengetahuan tentang proses yang terjadi dalam diri sendiri
yang berfungsi membimbing aliran informasi melalui tiga sistem memori yang
lebih rendah.
Ada beberapa asumsi yang harus
diperetimbangkan dalam teori pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut ini.
1. Sistem-sistem
memori terpisah secara fungsional tetapi memiliki keterkaitan fungsional.
2. Perhatian
itu terbatas sehingga tidak semua rangsangan dapat diterima secara optimal.
3. Proses
kognitif bersifat otomatis dan terkendali sehingga mampu mengatur penerimaan
informasi dan penyimpanannya.
4. Pemrosesan
informasi bukan sekedar penerimaan rangsangan fisik tetapi lebih berupa
pemaknaan berdasarkan pengetahuan terdahulu
dan konteksnya.
Penggunaan
model sebagaimana dikemukakan diatas sangat berguna baik bagi peneliti maupun
para pendidik dalam tiga hal yaitu:
1. Dalam
memberikan pemahaman terhadap peran-peran yang spesifik dari komponen-komponen
memori
2. Dapat
digunakan untuk mengkaji teori dan hasil-hasil penelitian, dan
3. Dalam
hal membuat pemahaman mengenai struktur memori.
B.
Memori
sensori dan persepsi
Model dasar sebagaimana dikemukakan di
atas, merupakan gambaran sebagai satu koleksi sistem pemikiran. Memori sensori
adalah suatu sistem yang secara ringkas menyimpan rangsangannya dalam register
sensori (catatan alat indera) sehingga analisis perseptual dapat terjadi
sebelum hilangnya informasi. Tahap awal dalam proses ini adalah persepsi yang membuat kita untuk
mendeteksi rangsangan perseptual dengan memberikan perhatian kepada rangsangan
perseptual dengan memberikan perhatian kepada rangsangan itu. Tahapan
selanjutnya adalah “pattern recognition”
atau pengenalan pola, yang membuiat kita untuk dikenal kemudian dikirimkan ke
memori jangka pendek untuk pemrosesan selanjutnya. Proses ini menjawab tiga pertanyaan pokok
yaitu: Bagaimanakah kita menerima rangsangan, bagaimanakah kita mengenal
rangsangan itu dan bagaimanakah kita mengalokasikan perhatian selama proses
persepsi? Selanjutnya, yang terjadi dalam persepsi adalah diawali dengan adanya
sejumlah rangsangan pada lingkungan yang telah terdeteksi melalui pendengaran
atau penglihatan atau penginderaan lainnya. Rangsangan ini kemudian dipindahkan
dan dipegang dalam proses yang disebut “storage”
atau penyimpanan. Kemudian dilanjutkan dengan proses “pattern recognition” atau pengenalan pola. Langkah kemudian adalah
proses “assignment of meaning” atau
tugas pemaknaan yaitu membuat keputusan tentang pemberian makna terhadap
rangsangan menerpadukan sejumlah pengetahuan yang telah ada atau dimiliki.
Sudah hal yang mengagumkan dalam
sistem kognitif adalah bahwa sistem dapat menyimpan sementara informasi
lingkungan setelah rangsangan lingkungan berlalu atau tidak tampak. Semua itu
karena adanya apa yang disebut “
asensory register” atau pencatat sensori yaitu kemampuan alat indera untuk
menyimpan sementara informasi lingkungan terutama pendengaran (audio) dan
penglihatan (visual).
C.
Peran
pengetahuan dan konteks dalam persepsi
Pengetahuan yang telah dimiliki
sebelumnya akan memengaruhi proses persepsi, pengenalan pola, dan pemberian
makna. Mengetahui apa yang kita amati melalui penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, atau pengecapan tergantung pada pengetahuan yang telah
dimiliki. Misalnya, orang yang sudah memiliki pengetahuan tentang permainan
catur akan berbeda dalam persepsinya terhadap permainan catur, dibandingkan
dengan orang yangb tidak memiliki pengetahuan tentang permainan catur. Contoh
lain, persepsi terhadap pelaksanaan ibadah haji akan berbeda antara orang yang
belum memiliki pengetahuan tentang ibadah haji, dibandingkan dengan orang yang
telah mengalami ibadah haji. Persepsi seorang sarjana pertanian akan berbeda
dengan yang bukan sarjana pertanian terhadap fenomena pertumbuhan tanaman.
Selain itu, pengetahuan juga memengaruhi bagaimana kita mencarai sesuatu untuk
diamati atau dipelajari. Misalnya, seorang yang memiliki pengetahuan yang luas
tentang memasak akan lebih mengetahui alat-0alat atau bahan apa yang harus dicari
untuk menyiapkan satu jenis makanan tertentu. Seorang mahasiswa yang telah
memiliki pengetahuan yang cukup luas dalam bidang tertentu akan lebih mudah
menetapkan sumber-sumber bacaan yang harus dicari. Dengan demikian, jelaslah
bahwa pengetahuan yang telah dimiliki membuat terjadinya persepsi dan
membuimbing proses mendapatkan persepsi informasi baru.
Disamping pengetahuan yang telah
dimiliki, persepsi juga dipengaruhi oleh konteks informasi itu. Misalnya, kata rumah belum memberikan persepsi yang
jelas, tetapi ketika kata rumah dikaitkan dengan konteks lain akan terjadi
persepsi yang berbeda. Misalnya, kata “rumah” dalam konteks rumah makan, rumah sakit, rumah tahanan,
rumah jabatan, rumah tangga, dsb. agar lebih jelas, perhatikan persepsi
terhadap kata “mata” dan “hati” dlam pernyataan berikut ini.
“sejak matahari terbit di pagi hari
hingga terbenam sore hari, pak Hari pergi ke tokonya yang menjual kacamata
sebagai mata pencaharian utamanya. Hari senin yang lalu, seharian
ia pergi menengok anak semata wayangnya yang sudah tiga hari dirawat
di rumah sakit karena dioperasi mata kakinya yang mengalami patah
tulang ketika terjatuh didekat mata air yang tidak jauh dari
rumahnya. Dengan berlinangan air mata ia menemui anaknya dan
kebetulan ia bertemu dengan kenalannya yang juga sebagai dokter mata.
Kata “mata” dan “hari dipersepsikan
dengan makna yang berbeda tergantung konteksnya. Perhatikan juga nomor mobil “B-10-LA” akan dibaca :BIOLA” kerena
gka 1 dn 0 mempunyai konteks kesamaan dengan huiruf I dn O. Contoh lain
misalnya kata “api” akan dipersepsiksn berbeda dalam konteks “kereta api”dan
“korek api”. Masih banyak lagi contoh lain yang menunjukan bahwa suatu
rangsangan akan dipersepsi tergantung konteksnya.
D.
Perhatian
Perhatian
mempunyai keterkaitan yang erat dengan pengamatan. Keefektifan pengamatan akan
banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya perhatian individu terhadap rangsangan.
Secara umum perhatian dapat diartikan sebagai peningkatan aktivitas mental
terhadap suatu rangsangan tertentu. Perhatian dapat lebih memusatkan pengamatan
individu kepada suatu rangsangan sehingga memberikan hasil yang lebih efektif.
Setiap individu mempunyai cara memberikan perhatian yang berbeda. Ada individu
yang memiliki perhatian terpancar, yaitu kemampuan memberikan perhatian kepada
berbagai hal atau rangsangan sekaligus dalam waktu bersamaan. Akan tetapi ada
pula individu yang memiliki perhatian terpusat, yaitu individu yang memiliki
kemampuan memberikan perhatian secara khusus kepada hal atau rangsangan
tertentu.
Perhatian banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor pada rangsangan maupun faktor individu. Hal-hal
yang mempengaruhi perhatian dari faktor rangsangan ialah sebagai berikut ini.
1. Intensitas atau
kekuatan rangsangan. Suatu rangsangan yang
memiliki intensitas atau kekuatan yang lebih tinggi akan lebih menarik
perhatian dibandingkan dengan rangsangan yang lebih rendah intensitasnys.
2. Attractiveness, atau
daya tarik,
yaitu rangsangan yang sangat berbeda
dengan rangsangan lain pada lingkungannya sehingga mempunyai kekuatan untuk
menarik perhatian, misalnya orang yang berbaju merah sendirian berada ditengah
bersama dengan orang-orang yang berbaju putih, akan lebih menarik perhatian.
3. Perubahan atau
pergantian, yaitu rangsangan yang selalu
berubah atau berganti akan lebih menarik perhatian. Misalnya, suara guru yang
berganti-ganti akan lebih menarik perhatian siswa
4. Keteraturan,
yaitu rangsangan yang datang berulang-ulang secara teratur, misalnya jadwal
siaran radio, TV, dsb. menarik perhatian dibandingkan dengan yang tidak teratur
5. Suara yang tinggi,
yaitu suara yang memiliki getaran yang tinggi sehingga berbeda rangsangan di
lingkungannya.
6. Rangsangan yang
terbiasa, yaitu rangsangan yang sudah terbiasa
dihadapi sehari-hari seperti nama sendiri, nama ibu atau bapak, dsb. misalnya,
kalau ada pengumuman yang menyebut nama seseorang, maka akan menarik perhatian
yang bersangkutan.
7. Isyarat atau tanda,
yaitu suatu rangsangan yang merupakan tanda terhadap sesuatu rangsangan atau
aktivitas. Misalnya, guru yang menengok jam, akan meanrik perhatian siswa
karena itu merupakan isyarat akan berakhirnya pelajaran.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perhatian dari aspek
individu ialah antrara lain sebagai berikut ini.
1. Minat,
yaitu seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka kepada suatu
rangsangan. Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian.
2. Kondisi fisik atau
kesehatan, yaitu bahwa perhatian akan lebih baik
dalam kondisi fisik yang baik. Misalnya, memperhatikan suatu lukisan akan lebih
sukar pada waktu sakit mata.
3. Keletihan,
yaitu bahwa dalam keadaan letih, seseorang akan sukar memberikan perhatian
kepada suatu perangsang.
4. Motivasi,
yaitu orang yang memiliki motivasi yang besar terhadap suatu aktivitas, akan
lebih banyak memberikan perhatian dibandingkan dengan orang yang rendah
motivasinya.
5. Kebutuhan perhatian,
yaitu orang yang merasa perlu untuk memperhatikan sesuatu, akan dengan
sendirinya banyak memberikan perhatian lebih banyak.
6. Harapan,
yaitu perkiraan sesorang terhadap suatu tujuannya akan mendorong orang itu
untuk dapat lebih banyak memberikan perhatian.
7. Karakteristik
kepribadian, yaitu sifat-sifat pribadi
seseorang akan mempengaruhi kualitas perhatiannya terhadap sesuatu. Termasuk ke
dalam aspek kepribadian ini misalnya bakat, pengalaman, perangai kecerdasan,
kebiasaan, dsb.
Dalam proses pembelajaran yang paling penting adalah
bagaimana mengatur perhatian itu karena sesungguhnya kemampuan manusia itu
terbatas. Yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan atau memusatkan perhatian
kepada suatu rangsangan yang dianggap penting dan mengurangi perhatian kepada
rangsangan yang dipandang kurang diperlukan. Hal itu dapat dilakukan dengan apa
yang disebut “inhibisi” yaitu
memgurangi atau meningkatkan perhatian ke suatu rangsangan dang mengalihkannya
ke rangsangan lain yang dipandang lebih penting dan utama
Memori jangka pendek merupakan wadah tempat informasi di
proses untuk memperoleh makna. Sebagaimana dijelaskan pada uraian terdahulu,
informasi di asumsikan masuk ke memori jangka
jangka pendek begitu diterima dalam memori sensori. Seperti
halnya kapasitas dan durasi. Manusia memiliki keterbatasan dalam kapastitas dan
durasi.manusia memiliki keterbatasan untuk menyimpan sejumah informasi dalam
waktu bersamaan. Menurut hasil penelitian manusia hanya memiliki kapasitas
menyimpan maksimal tujuh satuan informasi dalam satu waktu, misalnya mengingat
tujuh angka nomor telepon ,tujuh nama orang,dsb. Untuk mengingat lebih mudah
,ketujuh informasi itu digunakan strategi “chungking”
atau pengelompokan yaitu dengan membagi menjadi beberapa potongan atau
kelompok. Misalnya untuk mengingat angka 4786543dijadikan potongan seperti
478-6453 atau 47-86-453. Keterbatasan dalam memori jagka pendek adalah durasi
atau lamanya informasi tersimpan dala pusat kesadaran.
Dalam perkembangan Selanjutnya istilah short-tern memory
atau memori jangka pendek telah diganti dengan sebutan “working memory” atau
memori kerja. Memori kerja lebih menekankan aktifitas yang berlangsung dalam
proses memori jangka pendek yaitu adanya “executive control system” atau system
pengendali pelaksana yaitu system yang mengatur dan mengendalikan proses
penerimaan dan penyimpanan informasi,baik berupa informasi visual maupun
auditif. Dalam kaitan dengan pembelajaran baddeley mengembangkan aopa yang
disebut “cognitive load theory” atau teori muatan kognitif sebagai model memori
kerja untuk memahami pembelajaran. Teori menytakan bahwa pembelajaran mengalami
hambatan karena keterbatasan kapasitas pemrosesan. Makin tinggi muatan kognitif
yang harus dipelajari makin keras pembelajaran aktivitas yang dituntut.
Sejumlah hasil penelitian telah memberikan pertimbangan sejumlah cara untuk
mengurangi beban kognitif yaitu dengan membuat rancangan materi pembelajaran
yang lebih baik dan menerapkan metode atau strategi pembelajaran yang efektif .
Para ahli pada bidang cognitive meurosciance telah
melakukan studi untuk mengkaji aspek biologis dan neurologis yang terkait
dengan proses memori dan kognisi. Cognitive neuroscientist memfokusskan pada
kajian struktur dan cara kerja otak,
sementara cognitive scientist memfokuskan pada struktur dan kerja pikiran.
F.
Implikasi
untuk pengajaran
Kajian mengenai pemrosesan informasi,baik secara teoretik
maupun hasil penelitian memberikan bimbingan dan arahan perhatian dalam
penerapan pada bidang pembelajaran,seperti berikut ini :
1. Pemrosesan informasi
terhambat dengan “leher botol” dalam memori sensori dan memori jangka pendek. Mengingat
keterbatasan dalam kapasitasdan durasi, baik pada memori sensori maupun jangka
pendek, maka siswa harus dibimbing dalam memilih dan memustakakan perhatian
pada informasi yang penting dan esensial dalam pembelajarannya.
2. Otomatisitas
memfasilitasi pembelajaran dengan mengurangi keterbatasan sumber-sumber. Proses otomatis
memberikan peluang bagi siswa untuk menggunakan sumber-sumber kognitif lebih
sedikit dalam meyelesaikan tugas pembelajaran. Guru harus selalu ingat dan
siswa harus selalu diingatkan bahwa otomatisasi akan terjadi melalui latihan
yang baik dan teratur.
3. Persepsi dan perhatian
dibimbing oleh pengetahuan yang telah dimiliki. Siswa harus terus
didorong untuk senantiasa menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki dalam
proses pembelajaran.
4. Persepsi dan perhatian
merupakan proses yang fleksibel. Guru harus senantiasa membimbing siswa dalam
pembelajaran agar mereka mampu mengelola proses pembelajaran dan secara
bertahap menjadi pembelajar yang mandiri.
5. Keterbatasan sumber fan
data dapat menghambat pembelajaran. Guru harus mengembangkan berbagai strategi
pembelajaran agar siswa mampu mengatasi keterbatasan sumber dan data informasi.
6. Setiap siswa harus
didorong untuk mampu mengelola sumber-sumber belajar. Siswa harus dibimbing
menjadi pembelajar yang mampu mengelola diri sendiri dan sumber sumber yang
ada, dengan berbagai strategi pembelajaran dengan menggunakan berbagai alat
teknologi informasi dan komunikasi.
7. Pemrosesan informasi
akan lebih mudah apabila informasi yang harus dipelajari diditribusikan dalam
memori kerja.Dengan
menggunakan memori kerja,siswa dapat memeroleh informasi secara visual dan
auditif secara saling melengkapi. Untuk itu, perlu penerapan berbagai strategi dan
isntrumen pendukung pembelajaran yang baik.
G.
Ringkasan
1.
fokus utama psikologi
kognitif adalah mengkaji proses mental perilaku individu dalam
memeroleh informasi dan pengetahuan yang bersumber dari lingkungan . pendekatan
teori dan model pemrosesan informasi dengan menggunakan metafora computer
sebagai alat yang berfungsi menerima,mengolah,menyimpan,dan meghasilkan
informasi.
2.
model dasar pemrosesan
informasi memiliki tujuh unsur utama yang saling terkait secara dinamis dala
proses interaksi dengan lingkungan ketuuh unsur tersebut adalah: (1) lingkungan
yang memberikan rangsangan, (2) alat indera yang berfungsi untuk menerima
rangsangan (3) memori sensori untuk penyimpanan rangsangan. (4) persepsi untuk
pemberian makna terhadap rangsangan yang diterima, (5) memori jangka pendek
untuk menyimpan persepsi, (6) penyandian atau penyimpanan persepsi, dan (7)
pengungkapan atau mengingat persepsi pada saat diperlukan.
3.
system pemilikan
informasi atau pengetahuan dalam memori diawali dengan tahapan penerimaan dan
pengenalan pola,dilanjutkan dengan proses pemberian makna,untuk kemudian proses
penyimpanan.
4.
pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya akan mempengaruhi proses persepsi,pengenalan pola,dan
pemberian makna, hal ini berarti bahwa proses persepsi banyak ditentukan oleh
pengetahuan sebelumnya,disamping itu persepsi dipengaruhi pula oleh konteks
informasi yang diperoleh.
5.
memori baik memori
jagka pendek maupun memori jangka panjang mempunyai peran yang besar dalam
keseluruhan proses kognitif. Dalam memori ini semua rangsangan yang telah di
proses menjadi persepsi akan disimpan untuk digunkan apabila dipelukan melalui
proses pengungkapan atau mengingat.
6.
perhatian sebagai
bentuk pemusatan aktivitas mental terhadap suatu objek ranngsangan memengaruhi
keefektifan pembentukan persepsi pada pusat kesadaran. Kualitas perhatian
dipengaruhi oleh factor kulaitas rangsangan dan factor pribadi individu.
7.
proses pembelajaran
dapat menggunakan konsep maka pemrosesan informasi sebagai kerangka landasan
dalam mengembangkan model pembelajaran yang efektif.
2.2.Memori Jangka Panjang
A.
Memori
jangka panjang
Bagan model yang telah ditemukan di
awal, memberikan gambaran bagaimana informasi masuk ke memori dan kemudian
disimpan dan diungkapkan. diatas telah dikemukakan mengenai memori sensori dan
memori jangka pendek atau memori kerja. Berikut akan dikemukakan mengenai
bagian ketiga model yaitu “long-term memory” atau memori jangka panjang.
Apabila kita bicara mengenai memori sensori dan memori kerja maka kita secara
khas mengkaji peristiwa yang dialami terkini dalam kesadaran. Akan tetapi,
memori jangka panjang merupakan memori yang melingkupi kurun waktu jangka
panjang dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Memori jangka panjang
merupakan penyimpanan yang bersifat relatif permanan dalam kurun waktu panjang
berupa informasi dan pengetahuan secara akumulatif dari masa ke masa. Untuk
menjaga kepermanenan informasi, latihan, dan
pengulangan amat diperlukan agar keutuhan memori tetap terjaga. Dengan
prinsip pembelajaran bersifat konstruktif, yang menjelaskan bahwa pengetahuan
kreasikan secara kesinambungan dengan berbasis hasil pembelajaran sebelumnya.
Oleh karena itu, maka memori jangka panjang memegang peranan yang amat penting
dalam keseluruhan proses pembelajaran.
Para ahli dalam psikologi kognitif telah
mengembangkan pengkategorian pengetahuan
dalam memori jangka panjang yang terdiri atas tiga kategori. Ketiga kategori
itu ialah pertama declarative knowledge atau pengetahuan deklatif, yaitu pengetahuan
faktual yang berupa “know2ing how” atau mengetahui “apa” atau fakta, misalnya
pengetahuan bahwa danau toba dan pulau samosir berada disumatera, surabaya
sebagai ibu kota jawatimur, dan sebagai berikut. Kedua, adalah procedural
knowledge atau pengetahuan prosedural, yang berupa “know how” atau pengetahuan
yang memberikan informasi mengenai prosedur sesuai aktivitas, misalnya cara
mengemudi mobil, cara mengeperasikan komputer, cara menghidupkan televisi, dan
sebagai berikut. Setelah anak yang belajar bagaiman membuka pintu, menyikat
gigi, membuka buku, dan sebagai berikut. Merupakan contoh anak yang mampu
menunjukkan pengetahuan kondisional yang berupa “ knowing when and why” yaitu
pengetahuan dalam menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural dengan
tepat. Bagan dibawah ini menjelaskan tentang kerangka pengkatagorian
pennetahuan dalam memori jangka panjang ( dikutip dari buku Roger H. Bruning,
Gregory J. Schraw, Monica M. Norby;(2011),”Cognitive Psychology and
Instruction”)
![]() |
Bagan tersebut merupakan kerangka
berpikir dan bertindak dalam membangun proses pembelajaran secara efektif,
karena proses pembelajaran akan melibatkan semau kategori pengetahuan tersebut
dalam memiliki keterkaitan satu denga yang lainnya.
Dalam kategori pengetahuan
deklaratif, Tulving (1972;2002) lebih jauah telah membedakan antara memori bagi
pengetahuan secara umum yang disebut “semantic memory” atau memori semantik.
Dan memori pengalam pribadi disebut “episodic memory” atau memori episodik.
Memori semantik merujuk pada memori konsep dan prinsip secara umum dan
keterkaitan satu dengan yang lain nya. Memori semantik mengandung informasi
yang berlaku secara umum, misalnya fakta bahwa gula itu manis, garam itu asin,
bumi bulat, dan sebai berikut. Selain itu, dalam memori sematik meliputi
pengetahuan tentang kata dan konsep yang telah diorganisasikan. Memori episodik
merujuk pada penyimpanan dan pengungkapan pengalaman-pengalaman masa lalu yang
menyenangkan.
Memori jangka panjang juga
membedakan anatar memori eksplisit dan memori implisit. Memori eksplisit adalah
memori pengalaman masa lalu yang tersimpan dan masih disadari keberadaannnya,
sedangkan memori implisit adlah memori yang sudah tidak disadari tetapi masih berpengaruh terhadap perilaku
seperti memasang tali sepatu, mengemudi mobil, menggunakan sendok garfu dan
pisau waktu makan, mengangkat telepon.
B.
Blok
Bangunan Kognisi
Satu tantangan dalam proses kognisi adalah menemukan
satuan yang paling bermakna untuk memberikan gambaran tindakan kognitif yang dilakukan
dengan menempatkannya dalam
blok-blok tertentu pada kawasan memori jangka panjang.menurut para ahli
psikologi kognitif, dalam
memori jangka panjang ada lima blok bangunan untuk menyimpan informasi atau
pengetahuan. Kelima blok itu adalah sebagai berikut ini.
1.
Konsep
Salah satu hal yang membingungkan kita
dlam menyusun informasi yaitu membentuk kategori agar informasi dapat ditata
dengan baik. Bahasa pada umumnya merupakan refleksi sauatu kategori. Misalnya
kata kakek, burung, demokrasi, biru, gajah. Merupakan satu kategori yang
memberikan makna bagi kita. Konsep adalah struktur mental yang memberikan representasi
kategori yang berkmkana.
Objek atau peristiwa tertentu dikelompokkan bersama berdasarkan kebersamaan
ciri yang diamati sesuai dengan kategori. Kesamaan yang dimiliki dalam setiap
objek atau peristiwa disebut atribut, dan penampilan yang esensial untuk
mendefinisikan konsep di sebut defining attributes. Pembelajaran mengenai suatu
konsep mengharuskan menemukan pendefinisikan atribut dan menemukan
aturan-aturan yang menghubungkan satu atribut dengan atribut dengan yang
lainnya. Dengan demikan, dapat dinyatakan bahwa konsep, merupakan satu blok
yang berda pada kawasan memori jangka panjang, tempat menyimpan informasi atau
pengetahuan.
2.
Proposisi
Proposisi adalah satuan makna
terkecil yang menampilkan satu pernyataan secara tegas. Proposisi lebih
kompleks dibandingkan dengan konsep yang termasuk di dalamnya, yang konsep
adalah kategori relatif yang bersifat elementer, sedangkan proposisi merupakan
satu pernyataan mental berkenaan dengan pengalaman yang teramati dan berkenan
dengan pengalaman yang teramati dan berkenen dengan hubungan antar konsep.
Sebagai contoh, misalnya pernyataan “Burung dapat terbang di angkasa”,
merupakan sebuah proposisi yaitu suatu pernyataan tentang suatu penomena, dan
di dlalmnya terkandung konsep “burung”, “terbang”, dan “angkasa”/ dalam proses
pembelajaran siswa, harus dibantu dlam
membuat proposisi yang benar sesuai dengan kenyataan objek atau
peristiwa yang di amati.
3.
Skemata
Skemata (jamak) atau skemata (tunggal)
adalah kerangka mental yang kita gunakan untuk menata pengetahuan yang
tersimpan dalam memori jangka panjang. Para ahli pada bidang psikologi kognitif
menyatakan bahwa pebgfetahuan ditata menjadi representasi yang kompleks yang
disebut skemata atau skemata yang berfungsi mengendalikan encoding (penyandian,
( stroge (penyimpanan), dan retrival (pengungkapan) informasi. Dengan skema,
maka informasi atau pengetahuan akan mudah lebih diterima dan disandikan untuk
disimpan secara teratur dan sistematis sehingga memudahkan da dalam
pengungkapan manakal di perlukan.
4.
Produksi
Apabial konsep, proposisi, dan
skemata meruapakan suatu cara yang digunakan untuk merespresentasikan
pengetahuan deklatif, maka produksi merupakan cara untuk merepresentasikan
pengetahuan prosedur. Produksi, dpata di artikan sebagai satu kondisi atau
persyaratan aturan tindakan “apabila/makna” yang menyatakan satu tindakan harus
dilaksanakan kondisi atau persyaratan yang harus di penuhi untuk suatu tindakan
yanng harus di lakukan. Berikut ini contohkan tentang seperangkat perintah dan
tindakan yang harus dilakukan untuk membuka kunci pontu mobil :
Produksi
A :Jika pintu mibil terkunci, maka masukan
kunci dalam lubang kunci,
Produksi
B :Jika kunci dimasukan kedalam lubang
kunci, maka putarkan kunci,
Produksi
C : Jika pinti tidak terkunci, maka
kembalikan kunci ke posisi vertikal,
Produksi D :
jika kunci vertiakal, maka tarilakah kunci.
5.
Scripts
(Naskah)
Seperti hal nya produksi seperti di
kemukakan di atas, scripts atau naskah merupakan kerangka kerja mental yang
digunakan untuk pengetahuan prosedural. Secara singkat dapat dijelaskan, skrip
(naskah) adalah skema yang merepresentasikan suatu peristiwa. Dalam menggunakan
skrip kita merusaha memperhitungkan untuk memahami peristiwa-peristiwa di
tempat umum seperti pergi ke restoran atau dedung bioskop. Apabila tindkan kita
dilakukan berulang ulang maka kemudian hal itu akan tersimpan dalam skrip
sebagai struktur mental. Dalam struktur mental ini tidak hanya berupa urutan
tindakan tetapi juga karakteristik pelaku dan objek dalam tahanan itu. Di
restoran misalnya, secara khas orang masuk, duduk, memesan, makanan, makan
membayar tagiahan, dan pergi ke luar. Begitu pula dalam aktivitas lain nya
seperti naik kerata api, menonton film bioskop, menghadiri resepsi pernikahan.
C.
Implikasi
bagi pembelajar
Pembahasan
mengenai memori jangka panjang memiliki beberapa implikasi bagi pembelajaran
sebagai berikut ini.
1. Perlu dipahami bahwa
titik berangkat pembelajaran adalah
apa yang telah di ketahui siswa sebelumnya.
Pembelajaran merupakan suatu proses konstruktif yang berarti bahwa proses
pembelajaran harus senantiasa memiliki keterkaitan antara pengetahuan yang
telah dimiliki siswa dengan pengetahuan baru. Guru harus memulai pembelajaran
dengan mengenal pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2. Siswa perlu dibantu
mengaktifkan pengetahuan terkini. Siswa memiliki
pengetahuan yang relevan, sebagai satu hal, dan menggunakannya dalam
pembelajaran yang baru, sebagai hal yang berikutnya. Guru harus memberikan
dukungan agar siswa mengaktifkan pengetahuan yang relevan dalam proses
pembelajaran baru.
3. Siswa perlu dibantu
menata informasi baru menjadi suatu yang bermakna.
Guru harus membimbing siswa dalam menata semua informasi dan pengetahuan yang
telah dimiliki dengan strategi “chunking” atau pengelompokakn sesuai dengan
jenis dan fungsinya.
4. Siswa perlu dibantu
dalam memprosedurkan pengetahuan mereka dan mengaitkan kepada pengetahuan yang
mensyaratkan. Tantangan yang dihadapi oleh guru
adalah berusaha membuat pengetahuan yang dimiliki siswa menjadi suatu yang
bermanfaat bagi dirinya. Oleh karena itu, guru harus membimbing siswa agar
pengetahuan deklaratif dapat dikembangkan dan dipraktikkan sesuai dengan
persyaratan. Misalnya, ketika siswa mengetahui tahapan penyelesaian suatu soal
matematika (pengetahuan yang prosedural) dan memahami bila dan dimana hal itu
digunakan, (pengetahuan kondisional), pengetahuan ini dapat diterapkan secara
tepat dan diandalkan dalam melintasi setiap situasi. Guru dapat membantu siswa
mengembangkan pengetahuan kerja (working knowledge) dengan memberikan
pengalaman kepada siswa menggunakan informasi untuk memecahkan masalah dan
menterpadukan keterampilan mereka dalam penampilan yang kompleks.
5.
Memberikan
kesempatan kepada siswa menggunakan sandi verbal dan imajinal. Hampir
sebagai besar transaksi informasi dilakukan secara verbal melalui percakapan,
mendengarkan, membaca, dan menulis. Sedikit sekali guru di dalam kelas
memnerikan rangsangan melalui nonverbal seperti gambar, sentuhan, aktivitas,
observasi, dan imajinasi. Rangsangan nonverbal merupakan kekuatan besar dalam
membantu memeroleh dan mengingat informasi yang di perlukan oleh siswa dlam
pembelajaran.
D.
Ringkasan
1.
Memori jangka
panjang merupakan penyimpanan yang bersifat relatif permanen dalam kurun waktu
panjang berupa informasi dang pengetahuan secara akumulatif dari masa ke masa.
2.
Informasi dang
pengetahuan yang tersimpan di memori jangka panjang dikelompokkan dala tiga
kategori yaitu: (1) pengetahuan deklaratif yang terdiri atas memori semantik
dan memori episodik; (2) pengetahuan procedural; dan (3) pengetahuan
kondisional.
3.
Dalam memori jangka
panjang ada lima blok bangunan untuk menyimpan informasi atau pengetahuan,
yaitu konsep, preposisi, skema/skemata, produksi, dan skrip atau naskah.
4.
Memori jangka
panjang mempunyai implikasi praktis dalam pembelajaran khususnya yang berkaitan
dengan: (a) pengetahuan awal siswa, (b) pengaktifan pengetahuan terkini, (c)
penataan informasi baru, (d) memprosedurkan pengetahuan, dan (e) pemberian
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan sandi verbal dan sandi imajinal.
BAB
III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
System
pemilikan informasi atau pengetahuan dalam memori diawali dengan tahapan
penerimaan dan pengenalan pola,dilanjutkan dengan proses pemberian makna,untuk
kemudian proses penyimpanan. Memori
jangka pendek merupakan wadah tempat informasi di proses untuk memperoleh
makna. Seperti
halnya kapasitas dan durasi. Manusia memiliki keterbatasan dalam kapastitas dan
durasi.manusia memiliki keterbatasan untuk menyimpan sejumah informasi dalam
waktu bersamaan. Memori jangka
panjang merupakan penyimpanan yang bersifat relatif permanen dalam kurun waktu
panjang berupa informasi dang pengetahuan secara akumulatif dari masa ke masa.
DAFTAR
PUSTAKA
Surya. M. (2016). Strategi Kognitif Dalam Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar